Jumat, 26 Februari 2010

Summary 3 Judul ( Kehilangan, Yang Tak Tergantikan, Ikhlas)

Ketika aku menuliskan cerita, renungan atau apapun disini, semua semata-mata untuk mencurahkan rasa rinduku untuk merangkai kalimat, dibawah lingkupan rasa yang sedang dialami.

Suatu saat seorang teman menuliskan sebuah komentarnya lewat email pribadiku.

inilah cuplikannya :
"Oh iya saya sudah baca blog ibu cukup menarik tentang rasa ikhlas. menurut pendapat saya juga sama tentang kata ikhlas. sebuah kata yang gampang diucapkan tapi cukup sulit dalam merealisasikannya. rasa ikhlas harus benar-benar datang dari dasar hati yang paling dalam bukan hanya ucapan saja, sehingga apa yang akan kita kerjakan nanti menghasilkan sesuatu yang memuaskan. mengenai kehilangan sayapun pernah merasakan kehilangan orang yang saya kasihi dan cintai didunia ini yaitu kakek saya tapi saya harus mengikhlaskan beliau pergi untuk selamanya menghadap sang pencipta. jadi saling terkait antara rasa ikhlas dan kehilangan bukan".
(penulis adalah pemilik dari http://ulaesih.blogspot.com)

Benar memang antara ketiga judul itu berkaitan ketika merasa kehilangan benar-benar kehilangan sehingga mmerasa tak akan tergantikan perjuangan kita menuju kedamaian hati untuk menerima rasa sedih, rasa kecewa akan dimenangkan oleh ke ikhlasan.

Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur.

Rabu, 24 Februari 2010

Goresan Lama

Yang Tak tergantikan
(Untuk Bapak yang selalu menjadi suri tauladan)

Berhari – hari aku lalui tanpa kehadiranmu, sekelebat lenyap kau datang lagi dalam mimpiku,
Dalam imajiku kau hadir selalu utuh tanpa rasa kehilangan yang berarti,
Bisa ku bercanda denganmu, bisa kutertawa dalam diammu, bisa ku menangis dalam senyummu
Aku mampu merangkai cerita dalam ketenanganmu. Semua seolah tak berubah, tak pernah berubah.
Kenangan itu selalu berlari kearahku dan disaat aku tak mampu lagi beranjak kenangan itu lenyap
Ketika semuanya lenyap hilang, aku terbangun!
Kau tak pernah kembali. Aku selalu menunggu waktu menantikan kehadiranmu,
Berharap kau datang menyapaku walau sesaat,
Tapi apa aku akan tetap rela menantimu berhari-hari??

Kau terpilih untuk menjadi ummat-Nya yang terbaik
Tauladan untukku dan saudaraku,
Syuhada dengan perjuanganmu mendirikan kebenaran dan menebar kebaikan.

Aku mampu merangkai cerita dalam ketenanganmu. Semua seolah tak berubah, tak pernah berubah.
Kenangan itu selalu berlari kearahku dan disaat aku tak mampu lagi beranjak kenangan itu lenyap.
Semoga Allah selalu membimbingku menjadi anak sholeh dan merangkai amalmu menjadi jalinan yang tak pernah putus.
Do’a ku selalu menyertaimu, selamanya sampai aku kembali bertemu denganmu dikehidupan yang lebih indah .
Satu hal yang pasti
Kau takkan pernah tergantikan.

Purwakarta, 8 april 2003

Episode Hidup - IKHLAS

IKHLAS......

Kalimat ini mudah diucapkan.
Tapi sulit diaplikasikan.

Ingat sebuah adegan dalam sinetron "Kiamat Sudah Dekat"
Ketika seorang pemuda yang berniat meminang seorang gadis.
Dan ketika seorang ayah memerlukan pembuktian pemuda tersebut dengan harus
mempelajari Ilmu Ikhlas.

Betul memang di sekolah SD sampai SMA bahkan S1 hingga S3 tak ada satupun matapelajaran Ikhlas.
Tapi pembelajaran ini akan selalu didapatkan dalam sepanjang hidup.

Ketika rasa dalam hati memiliki penolakan dalam realita hidup disinilah ujian keikhlasan dimulai.
Dan ketika memulai berdamai dengan hati atas kenyataan hidup, keikhlasan mulai didapatkan. Rasa ini semakin ringan untuk menjalani hidup.

Dan inilah kemenangan dari Episode Hidup yang selalu mewarnai.